Jakarta, 22 Mei 2025 – Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025 (ISSEI) resmi dibuka di Jakarta International Convention Center (JICC), menandai momentum penting bagi masa depan industri baja nasional. Acara tiga hari yang berlangsung dari 21 hingga 23 Mei ini mempertemukan para pelaku industri, regulator, akademisi, dan mitra internasional untuk memperkuat fondasi industri baja Indonesia menuju era yang lebih ramah lingkungan dan kompetitif di kancah global.
ISSEI 2025 merupakan hasil sinergi antara Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) dan South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI), serta mendapat dukungan penuh dari berbagai kementerian terkait. Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kerja sama lintas sektor, sekaligus mendorong inovasi dan investasi di industri baja nasional. Noor Fuad, ketua ISSIA menyatakan dalam sesi wawancara “Menurut saya, kita harus fokus bagaimana mengamankan pasar dalam negeri di anggota ASEAN dan memperkuat Asian First”.
Pada perhelatan ISSEI 2025, dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan asosiasi industri baja dari negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Secara khusus, acara ini juga mencatat penandatanganan kerja sama antara PT Krakatau Steel dan Vietnam Steel Corporation. Kerja sama ini mencakup suplai produk Hot Rolled Coil (HRC) dengan jumlah hingga 120.000 ton, yang diharapkan dapat memperkuat rantai pasok baja regional serta mendukung pengembangan industri baja kedua negara. Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem industri baja ASEAN yang lebih solid, tangguh, dan berdaya saing tinggi di pasar global.
ISSEI 2025 menegaskan komitmen industri baja nasional untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission pada 2060. Melalui penerapan teknologi hijau dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia diharapkan mampu menekan emisi karbon dan memperkuat daya saing produk baja di pasar internasional.
Menurut data World Steel Association, Indonesia saat ini menempati posisi produsen baja terbesar di ASEAN dengan kapasitas produksi sekitar 16,8 juta ton per tahun (2024). Sektor ini berperan vital dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional dan pertumbuhan ekonomi.
Puncak acara ISSEI 2025 akan ditandai dengan penyerahan penghargaan untuk pemenang lomba Green Building dan booth pameran terbaik, serta prosesi penutupan yang dihadiri Menteri Pekerjaan Umum. Acara ini diharapkan menjadi katalisator bagi transformasi industri baja Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai ISSEI 2025, kunjungi www.isseindonesia.com dan ikuti akun Instagram resmi @ironsteelsummitexhibindo.